close
   
               

Sebelum Ditembak Kepalanya oleh Polisi Bripka Jonel, Ibu dan Anak Menangis Berpelukan

Tindakan seorang polisi di Filipina yang bernama Bripka Jonel Nuezca, yang menembak mati ibu dan anak tetangganya menjadi perbincangan hangat khalayak netizen dalam beberapa jam terakhir.



Salah satu yang paling banyak disorot khalayak adalah, sesaat sebelum ditembak di bagian kepala, Sonya Gregorio (52 tahun) terlihat memeluk anaknya, Frank Anthony Gregorio (25 tahun) dan menangis memohon.

Namun, tangis dan mohon dari ibu dan anak itu tak menggerakkan hati nurani Bripka Jonel. Malahan, polisi itu makin tergerak untuk menembak kepala mereka.

Berdasarkan penelusuran Indozone.id, Jonel tega menembak ibu dan anak yang masih tetangganya itu dari jarak yang cukup dekat. Foto-foto yang menunjukkan detik-detik sebelum dan sesudah ia menembak tetangganya viral di media sosial. Jonas menembak tetangganya dengan pistol. 

Kronologinya, Frank bermain petasan dan itu membuat Bripka Jonel kesal. Ia lantas mendatangi tetangganya itu dengan membawa pistol.

Bripka Jonel sempat adu mulut dengan Frank dan sang ibu mencoba melerai.

Di saat yang sama, anak perempuan Bripka Jonel yang berusia sekitar 11-13 tahun berteriak "anak saya polisi, diam kalian!". Lalu, Sonya menyahut ucapan anak Bripka Jonel dengan kalimayt "saya tak peduli".

Mendengar perkataan Sonya, Bripka Jonel naik pitam, lantas mengeluarkan pistolnya dan menodongkannya ke arah Sonya dan Frank.

Meski Sonya menangis, Bripka Jonel tidak peduli, dan tanpa ampun menembak kepala ibu tua tersebut serta anaknya. Keduanya langsung tewas di lokasi kejadian.

Dilansir World of Buzz, Kepala Polisi di Paniqui menyebut insiden ini bermula saat Nuezca kesal dengan suara meriam bambu atau petasan yang dimainkan tetangganya.

Mereka pun terlibat perselisihan yang kemudian merembet ke permasalahan sengketa tanah.

"Pelaku mengonfrontasi mereka dan insiden penembakan terjadi. Amarah pelaku dipicu oleh perselisihan antara putrinya dengan Gregorio," ujar polisi.

Putri Nuezca memang terlihat dalam video itu dengan memakai baju putih. Dia bahkan sempat membanggakan profesi sang ayah yang merupakan polisi.

"Ayahku adalah polisi," teriaknya kepada Sonya dan Frank.

"Aku tak peduli," balas Sonya dan Frank yang saling berpelukan, melindungi diri dari ancaman.

"Dasar lon*e. Kau mau dihabisi sekarang?" kata Nuezca.

Setelah mengatakan itu, dia menarik pelatuk dan menembak Sonya serta putranya Frank, tepat di kepala. Penembakan ini menimbulkan kepanikan di antara tetangga yang menyaksikan perselisihan mereka.

Mereka tak menyangka Nuezca tega menembak warga sipil yang tidak bersenjata.

Tak puas, Nuezca kembali menembak Frank dan Sonya seakan hendak memastikan kematian ibu dan anak itu.

Seorang saksi mata bernama Alyssa Calosing mengatakan bahwa warga sebenarnya sudah menangis dan meminta Nuezca untuk pergi, sebelum insiden itu terjadi.

Namun, Nuezca tak peduli. Bahkan setelah membunuh tetangganya, dia dan putrinya pergi begitu saja seakan tidak terjadi apa-apa.

Satu jam setelah insiden ini, Nuezca menyerahkan diri kepada polisi dan mengembalikan pistol semi-otomatis yang diduga digunakan untuk menembak Sonya dan Frank Gregorio.

Jonel Nuezca telah ditangkap polisi
Jonel Nuezca telah ditangkap polisi (Rappler)

Nuezca dijerat dengan dua pasal pembunuhan dan investigasi lebih lanjut sedang dilakukan, tanpa rekomendasi penebusan.

Netizen yang murka atas insiden ini menggaungkan tagar #JusticeforSonyaGregorio dan #PulisAngTerorista

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sebelum Ditembak Kepalanya oleh Polisi Bripka Jonel, Ibu dan Anak Menangis Berpelukan"

Post a Comment